Powered by Blogger.

Text Widget

Search This Blog

Translate

Pages

Popular Posts

Bahasa Sunda

Untuk Pemasangan iklan GRATIS silahkan Klik DISINI
Adsense Indonesia blog urang kuningan blog urang kuningan
« »

Renungan masa depan

” Di atas semua itu, amatilah dirimu sendiri.
Hanya mereka yang mengenal dirinya-lah yang akan mencapai kebahagiaan yang
sesungguhnya. “
Di salah satu buku Kiyosaki, ada cerita yang menarik.
Ketika masuk hutan belukar, tersedia dua jalan,
yang pertama jalan penuh belukar, banyak duri, tidak seorang pun pernah
melewatinya.
Yang kedua, jalan setapak, yang sudah dibuka orang lain, dan sering dilewati.
Pertanyaannya, jalan mana yang anda tempuh?
Jalan pertama, adalah jalan penuh resiko, banyak tantangan, bahkan
cemohohan. Akan tetapi, banyak pribadi yang menggunakan jalan ini jadi
makin mengenal dirinya, kekurangannya, siapa temannya, siapa lawannya, dan
penuh gariah menghadapi hidup.
Jalan yang satu lagi, adalah jalan yang enak, karena sudah banyak orang
yang melewatinya, dan yakin pasti aman melewatinya, tetapi tidak ada
tantangan, cenderung lempeng, dan lama2 kita tidak mengenal diri dan
karakter kita sendiri.
Moral of the story: mengenal diri sendiri itu memang banyak tantangan dan
tidak mudah.
Sebagai renungan…
————————————————————————————————————————————————————————
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan.
Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya,
tetapi keputusan itu sudah bulat.
Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh
kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu minta pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa.
Ia ingin segera berhenti.
Pikirannya tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.
Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik.
Sungguh s aya ng ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak
begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.
” Rumah ini adalah rumah kamu,” kata sang pemilik perusahaan.
” Hadiah dari s aya sebagai penghargaan atas pengabdian kamu selama ini.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu.
Betapa malu dan menyesalnya.
Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah
untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain
sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil
karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang aneh.
Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengup aya kan yang terbaik.
Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan
yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita
lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita
ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya, sejak semula kita akan menjalani hidup ini
dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu.
Renungkan rumah yang sedang kita bangun.
Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya
mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
Hidup adalah proyek yang kita kerjakan sendiri.
Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri
jauhke dalam diri kita masing-masing. Karena KITA-LAH YANG MENJALANI semua
ini.Bukan orang lain.
” Seorang bijak pernah mengatakan demikian :
Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu.
Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu.
Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu.
Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu.
Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu.
Di atas semua itu, amatilah dirimu sendiri.
Hanya mereka yang mengenal dirinya-lah yang akan mencapai kebahagiaan yang
sesungguhnya. “
Share

Artikel Terkait



0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Buatlah komentar membangun, kritis dan berupa informasi

Komentar yang berbau pornografi, SARA, dan spam akan saya hapus.