Powered by Blogger.

Text Widget

Search This Blog

Blog Archive

Translate

Pages

Popular Posts

Bahasa Sunda

Untuk Pemasangan iklan GRATIS silahkan Klik DISINI
Adsense Indonesia blog urang kuningan blog urang kuningan
« »

Club Mewarnai Gambar

Mungkin Sobat Punya adik yang suka menggambar/mewarnai gambar..atau sobat mungkin suka mewarnai gambar-gambar kartun juga..nih saya kasih gambar2 kartun yang lucu2...Sobat tinggal download za...gratiiizzzzzzz...hehehehe



Snoopy dan kawan-kawan

Download




Power Ranger

Download






Barney & Friend

Download





Spiderman

Download







Brother Bear

Download






Lion King

Download



Semoga Bermanfaat....
Baca Selengkapnya... - Club Mewarnai Gambar

Tutorial Photoshop

Baca Selengkapnya... - Tutorial Photoshop

Sujud Bikin Cerdas

Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!

Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.


BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar-dalam.

PACU KECERDASAN

Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR

Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN

Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.

Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA

Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada ke¬kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pen¬tingnya, gerakan ini menghin¬darkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.
Baca Selengkapnya... - Sujud Bikin Cerdas

Tuhan telah menetapkan rezeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada syaratnya


Marilah kita mulai dengan menerima formula yang ketetapannya sudah dibuktikan sejak lahirnya kemanusiaan, bahwa:

Rezeki kita kecil, jika kita bernilai kecil bagi orang lain.
Rezeki kita besar, jika kita bernilai besar bagi orang lain.

Dan satu lagi,

Rezeki itu bukan hanya uang.

Rezeki itu meliputi semua rahmat Tuhan bagi kita, yang bisa berupa kesehatan, kedamaian, ilmu, keluarga yang sejahtera dan berbahagia, nama baik, dan pengaruh yang besar untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan.

Dan yang tertinggi nilainya dari semua rezeki adalah IMAN kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Apakah ada yang lebih indah daripada hidup dalam keimanan, berpamitan dari kehidupan dunia dalam keimanan, dan memasuki surga dalam keimanan?

Maha Besar Tuhan, dengan semua kekuasaan dan kasih sayang-Nya.

Maka,

Marilah kita membesarkan nilai kita bagi orang lain, dan mengikhlaskan penghitungan imbalannya kepada Tuhan.

Janganlah seperti dia yang malas, penunda, dan peragu, tetapi yang galak menyalahkan orang lain yang tidak memuliakan kehidupannya.

Orang yang malu untuk mengajukan dirinya yang bernilai – dan menghindari bekerja bagi keuntungan banyak orang, harus berani menjadi orang yang tidak dibutuhkan.

Orang yang tidak dibutuhkan, tidak akan dinilai.

Karena,

Tingginya kebutuhan orang lain atas peran kita, menentukan tingginya penghargaan atas kehadiran kita.

Janganlah juga seperti dia yang malas untuk menjadikan dirinya pandai,
menunda pekerjaan bagi kebaikan orang lain,
dan meragukan kemungkinan berhasil dari rencana-rencananya sendiri;
tetapi marah dalam doa-doanya yang menuduh Tuhan berlaku tidak adil.

Tuhan Maha Adil.

Yang bernilai bagi orang lain, akan dijadikan-Nya bernilai.

Apakah kita sampai hati,
meminta Tuhan menjadikan orang yang malas, tidak jujur, dan penggerutu – untuk hidup dalam keindahan yang disediakan untuk jiwa-jiwa baik yang bermanfaat bagi saudaranya?

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.

Jika yang kita minta besar, maka pantaskanlah diri kita untuk menerima yang besar.

Dan jika kita mengeluhkan kecilnya penghormatan orang lain kepada kita, mungkin itu adalah pemberitahuan untuk memeriksa yang sedang kita lakukan,
agar kita tidak melanjutkan sikap dan perilaku yang memantaskan kita bagi penghormatan kecil dari orang lain.

Perhatikanlah, bahwa

Selalu ada pemberitahuan untuk memperbaiki diri didalam keluhan kita sendiri.

………..


Dan untuk adik-adik saya yang besar impiannya,

Jadikanlah kehadiran mu di antara orang banyak, sebagai kehadiran yang menguntungkan.

Jika rezeki mu penting, maka pentingkanlah peran mu bagi kebaikan orang lain.

Jadikanlah diri mu pandai, rajin, dan jujur.

Tuhan telah menetapkan rezeki kita.
Bukan pada jumlahnya, tetapi pada syaratnya.

Maka,

Jadikanlah diri mu pandai, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang pandai, yang bermanfaat bagi banyak orang karena ilmunya.

Rajinkanlah diri mu, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang melakukan banyak hal yang menyenangkan banyak hati, yang menjernihkan kehidupan orang yang sedang kalut, yang menguatkan mereka yang sedang lemah, dan yang menunjukkan jalan keluar bagi mereka yang sedang tersesat.

Jujurkanlah diri mu, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang amanah dalam memangku tugas, yang menasehatkan kebenaran, dan menasehatkan kesabaran.

Jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti dari kebenaran yang kau katakan.

Dan janganlah engkau mengatakan yang tidak akan kau lakukan.

Setialah kepada yang benar.

Jadikanlah diri mu teladan dalam penyetiaan diri kepada yang benar,
karena dengannya Tuhan akan mengutus semua kekuatan di alam ini untuk menjadi pembuka jalan bagi mu, menjadi pemelihara kebaikan mu, dan menjadi penjaga dari fitnah dan keburukan.

Apakah tadi aku mendengar hati mu mengatakan, amien …?

Adikku, itu penting sekali.

Apa pun yang baik dari perkataan orang yang kau dengar atau yang kau baca, katakanlah ‘amien …’ dengan setulus-tulusnya, karena dengannya engkau menjadikan kebaikan yang dikatakan dan dituliskan itu sebagai doa mu.

Dan karena engkau mengatakannya bersama banyak orang yang juga mendengar dan membacanya, maka sebetulnya kekuatan dari doa mu dikalikan dengan pelipatan yang sangat besar.

Sudah lebih jelas sekarang bagi mu, mengapa engkau dianjurkan untuk bergaul dengan mereka yang baik?

Dalam pergaulan yang baik, engkau akan selalu menemukan kebaikan, engkau akan mendengar dan membaca kebaikan, yang cukup dengan sedikit keikhlasan mu untuk mengucapkan amien …, akan memaafkan tahun-tahun panjang yang pernah kau lewatkan tanpa doa dan ibadah, dan menggantikannya dengan masa kini dan masa depan yang lebih lapang dan damai.

Engkau adalah kekasih Tuhan.

Maka berlakulah yang pantas bagi kedekatan yang demikian indah dengan Tuhan.

………..

Sahabat saya yang terkasih,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahkan Tuhan menguatkan kita untuk mencapai perubahan besar yang sudah lama kita niatkan itu.

Apakah tadi Anda mendengar diri Anda mengatakan ‘amien …’?

Super!

Marilah kita tetap bersaudara dan bersahabat dalam kebaikan.

Sahabat saya yang berhak bagi sebesar-besarnya rezeki,

Marilah kita mulai dengan menerima formula yang ketetapannya sudah dibuktikan sejak lahirnya kemanusiaan, bahwa:

Rezeki kita kecil, jika kita bernilai kecil bagi orang lain.
Rezeki kita besar, jika kita bernilai besar bagi orang lain.

Dan satu lagi,

Rezeki itu bukan hanya uang.

Rezeki itu meliputi semua rahmat Tuhan bagi kita, yang bisa berupa kesehatan, kedamaian, ilmu, keluarga yang sejahtera dan berbahagia, nama baik, dan pengaruh yang besar untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan.

Dan yang tertinggi nilainya dari semua rezeki adalah IMAN kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Apakah ada yang lebih indah daripada hidup dalam keimanan, berpamitan dari kehidupan dunia dalam keimanan, dan memasuki surga dalam keimanan?

Maha Besar Tuhan, dengan semua kekuasaan dan kasih sayang-Nya.

Maka,

Marilah kita membesarkan nilai kita bagi orang lain, dan mengikhlaskan penghitungan imbalannya kepada Tuhan.

Janganlah seperti dia yang malas, penunda, dan peragu, tetapi yang galak menyalahkan orang lain yang tidak memuliakan kehidupannya.

Orang yang malu untuk mengajukan dirinya yang bernilai – dan menghindari bekerja bagi keuntungan banyak orang, harus berani menjadi orang yang tidak dibutuhkan.

Orang yang tidak dibutuhkan, tidak akan dinilai.

Karena,

Tingginya kebutuhan orang lain atas peran kita, menentukan tingginya penghargaan atas kehadiran kita.

Janganlah juga seperti dia yang malas untuk menjadikan dirinya pandai,
menunda pekerjaan bagi kebaikan orang lain,
dan meragukan kemungkinan berhasil dari rencana-rencananya sendiri;
tetapi marah dalam doa-doanya yang menuduh Tuhan berlaku tidak adil.

Tuhan Maha Adil.

Yang bernilai bagi orang lain, akan dijadikan-Nya bernilai.

Apakah kita sampai hati,
meminta Tuhan menjadikan orang yang malas, tidak jujur, dan penggerutu – untuk hidup dalam keindahan yang disediakan untuk jiwa-jiwa baik yang bermanfaat bagi saudaranya?

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.

Jika yang kita minta besar, maka pantaskanlah diri kita untuk menerima yang besar.

Dan jika kita mengeluhkan kecilnya penghormatan orang lain kepada kita, mungkin itu adalah pemberitahuan untuk memeriksa yang sedang kita lakukan,
agar kita tidak melanjutkan sikap dan perilaku yang memantaskan kita bagi penghormatan kecil dari orang lain.

Perhatikanlah, bahwa

Selalu ada pemberitahuan untuk memperbaiki diri didalam keluhan kita sendiri.

………..


Dan untuk adik-adik saya yang besar impiannya,

Jadikanlah kehadiran mu di antara orang banyak, sebagai kehadiran yang menguntungkan.

Jika rezeki mu penting, maka pentingkanlah peran mu bagi kebaikan orang lain.

Jadikanlah diri mu pandai, rajin, dan jujur.

Tuhan telah menetapkan rezeki kita.
Bukan pada jumlahnya, tetapi pada syaratnya.

Maka,

Jadikanlah diri mu pandai, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang pandai, yang bermanfaat bagi banyak orang karena ilmunya.

Rajinkanlah diri mu, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang melakukan banyak hal yang menyenangkan banyak hati, yang menjernihkan kehidupan orang yang sedang kalut, yang menguatkan mereka yang sedang lemah, dan yang menunjukkan jalan keluar bagi mereka yang sedang tersesat.

Jujurkanlah diri mu, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang amanah dalam memangku tugas, yang menasehatkan kebenaran, dan menasehatkan kesabaran.

Jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti dari kebenaran yang kau katakan.

Dan janganlah engkau mengatakan yang tidak akan kau lakukan.

Setialah kepada yang benar.

Jadikanlah diri mu teladan dalam penyetiaan diri kepada yang benar,
karena dengannya Tuhan akan mengutus semua kekuatan di alam ini untuk menjadi pembuka jalan bagi mu, menjadi pemelihara kebaikan mu, dan menjadi penjaga dari fitnah dan keburukan.

Apakah tadi aku mendengar hati mu mengatakan, amien …?

Adikku, itu penting sekali.

Apa pun yang baik dari perkataan orang yang kau dengar atau yang kau baca, katakanlah ‘amien …’ dengan setulus-tulusnya, karena dengannya engkau menjadikan kebaikan yang dikatakan dan dituliskan itu sebagai doa mu.

Dan karena engkau mengatakannya bersama banyak orang yang juga mendengar dan membacanya, maka sebetulnya kekuatan dari doa mu dikalikan dengan pelipatan yang sangat besar.

Sudah lebih jelas sekarang bagi mu, mengapa engkau dianjurkan untuk bergaul dengan mereka yang baik?

Dalam pergaulan yang baik, engkau akan selalu menemukan kebaikan, engkau akan mendengar dan membaca kebaikan, yang cukup dengan sedikit keikhlasan mu untuk mengucapkan amien …, akan memaafkan tahun-tahun panjang yang pernah kau lewatkan tanpa doa dan ibadah, dan menggantikannya dengan masa kini dan masa depan yang lebih lapang dan damai.

Engkau adalah kekasih Tuhan.

Maka berlakulah yang pantas bagi kedekatan yang demikian indah dengan Tuhan.

………..

Sahabat saya yang terkasih,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahkan Tuhan menguatkan kita untuk mencapai perubahan besar yang sudah lama kita niatkan itu.

Apakah tadi Anda mendengar diri Anda mengatakan ‘amien …’?

Super!

Marilah kita tetap bersaudara dan bersahabat dalam kebaikan.

marioteguh.asia

Baca Selengkapnya... - Tuhan telah menetapkan rezeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada syaratnya

PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT STROKE

Bagi yang punya temen, kerabat, sodara yang terkena serangan stroke ternyata ada beberapa cara yang epektip dan manjur untuk menangani serang stroke ini, berikut caranya, aku dapetin dari milis nih : (dengan cara mengeluarkan darah pada setiap ujung jari tangan dan ujung daun telinga)

Ada satu cara terbaik untuk memberikan pertolongan pertama kepada orang yang mendapat serangan STROKE. Cara ini selain dapat menyelamatkan nyawa si penderita, juga tidak menimbulkan efek samping apapun. Pertolongan pertama ini dijamin merupakan pertolongan GAWAT DARURAT yang dapat berhasil 100%.

Sebagaimana diketahui, orang yang mendapat serangan STROKE, seluruh darah di tubuh akan mengalir sangat kencang menuju pembuluh darah di otak. Apabila kegiatan pertolongan terlambat sedikit saja, maka pembuluh darah pada otak tidak kuat menahan aliran darah yang mengalir dengan deras dan akan segera pecah sedikit demi sedikit.

Dalam menghadapi keadaan demikian jangan sampai panik tetapi harus tenang. Si penderita harus tetap berada ditempat semula dimana ia terjatuh (mis : dikamar mandi, kamar tidur, atau dimana saja). JANGAN DIPINDAHKAN !!! sebab dengan memindahkan si penderita dari tempat semula akan mempercepat perpecahan pembuluh darah halus di otak.

Penderita harus dibantu mengambil posisi duduk yang baik agar tidak terjatuh lagi, dan pada saat itu pengeluaran darah dapat dilakukan.

Untuk yang terbaik menggunakan JARUM SUNTIK, namun apabila tidak ada, maka JARUM JAHIT / JARUM PENTUL / PENITI dapat dipakai dengan terlebih dahulu disterilkan dulu dengan cara dibakar diatas api.


Segera setelah jarum steril, lakukan PENUSUKAN pada 10 UJUNG JARI TANGAN. Titik penusukan kira-kira 1cm dari ujung kuku. Setiap jari cukup ditusuk 1 kali saja dengan harapan setiap jari mengeluarkan 1 tetes darah. Pengeluaran darah juga dapat dibantu dengan cara dipencet apabila ternyata darah tidak keluar dari ujung jari. Dalam jangka waktu kira-kira 10 menit, si penderita akan segera sadar kembali.

Bila mulut si penderita tampak mencong / tidak normal, maka KEDUA DAUN TELINGA si penderita HARUS DI TARIK-TARIK sampai berwarna kemerah-merahan. Setelah itu lakukanlah 2 KALI PENUSUKAN pada masing-masing UJUNG BAWAH DAUN TELINGA sehingga darah keluar sebanyak 2 tetes dari setiap ujung daun telinga. Dengan demikian dalam beberapa menit bentuk mulut si penderita akan kembali normal.

Setelah keadaan si penderita pulih dan tidak ada kelainan yang berarti, maka bawalah si penderita dengan hati-hati ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Sebagai salah satu cara beramal bakti, sebaiknya e-mail ini disebarluaskan kepada teman-teman, keluarga dan relasi-relasi dan masyarakat luas, sebab serangan STROKE ini dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja.

Sumber : http://www.myraffaell.com/
Baca Selengkapnya... - PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENYAKIT STROKE

Perkara perusak pahala puasa Ramadhan

Banyak perbuatan yang harus dijauhi oleh orang yang puasa, karena kalau perbuatan ini dilakukan pada siang hari bulan Ramadhan akan merusak puasanya dan akan berlipat dosanya. Perkara-perkara tersebut adalah :

1. Makan dan minum dengan sengaja
Allah Azza Sya'nuhu berfirman (yang artinya) : “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam" [Al-Baqarah : 187]

Difahami (dari ayat diatas, red) bahwa puasa itu (mencegah) dari makan dan minum, jika makan dan minum berarti telah berbuka, kemudian dikhususkan kalau sengaja, karena jika orang yang puasa melakukannya karena lupa, salah atau dipaksa, maka tidak membatalkan puasanya. Masalah ini berdasarkan dalil-dalil.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Jika lupa hingga makan dan minum, hendaklah menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum" [Hadits Riwayat Bukhari 4/135 dan Muslim 1155].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Allah meletakkan (tidak menghukum) umatku karena salah atau lupa dan karena dipaksa" [Hadits Riwayat Thahawi dalam Syarhu Ma'anil Atsar 2/56, Al-Hakim 2/198, Ibnu Hazm dalam Al-Ihkam 5/149, Ad-Daruquthni 4/171 dari dua jalan yaitu dari Al-Auza'i dari Atha' bin Abi Rabah dari Ubaid bin Umar, dari Ibnu Abbas, sanadnya shahih]

2. Muntah dengan sengaja
Karena barangsiapa yang muntah karena terpaksa tidak membatalkan puasanya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Barangsiapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya untuk mengqadha' puasanya, dan barangsiapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya mengqadha' puasanya" [Hadits Riwayat Abu Dawud 2/310, Tirmidzi 3/79, Ibnu Majah 1/536, Ahmad 2/498 dari jalan Hisyam bin Hasan, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, sanadnya Shahih sebagaimana yang diucapkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Haqiqatus Shiyam halaman 14]

3. Haidh dan nifas
Jika seorang wanita haidh atau nifas, pada satu bagian siang, baik di awal ataupun di akhirnya, maka mereka harus berbuka dan mengqadha' kalau puasa tidak mencukupinya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Bukankah jika haid dia tidak shalat dan puasa ? Kami katakan : "Ya", Beliau berkata : 'Itulah (bukti) kurang agamanya" [Hadits Riwayat Muslim 79, dan 80 dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah]

Dalam riwayat lain (yang artinya) : “Berdiam beberapa malam dan berbuka di bulan Ramadhan, ini adalah (bukti) kurang agamanya"

Perintah mengqadha' puasa terdapat dalam riwayat Mu'adzah, dia berkata.
(yang artinya) : “Aku pernah bertanya kepada Aisyah : ' Mengapa orang haid mengqadha' puasa tetapi tidak mengqadha shalat?' Aisyah berkata : 'Apakah engkau wanita Haruri[1], Aku menjawab : 'Aku bukan Haruri, tapi hanya (sekedar) bertanya'. Aisyah berkata : 'Kamipun haidh ketika puasa, tetapi kami hanya diperintahkan untuk mengqadha puasa, tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat" [Hadits Riwayat Bukhari 4/429 dan Muslim 335]

4. Suntikan yang mengandung makanan
Yaitu menyalurkan zat makanan ke perut dengan maksud memberi makan bagi orang sakit. Suntikan seperti ini membatalkan puasa, karena memasukkan makanan kepada orang yang puasa [2] Adapun jika suntikan tersebut tidak sampai kepada perut tetapi hanya ke darah, maka itupun juga membatalkan puasa, karena cairan tersebut kedudukannya menggantikan kedudukan makanan dan minuman. Kebanyakan orang yang pingsan dalam jangka waktu yang lama diberikan makanan dengan cara seperti ini, seperti jauluz dan salayin, demikian pula yang dipakai oleh sebagian orang yang sakit asma, inipun membatalalkan puasa.

5. jima'
Imam Syaukani berkata (Dararul Mudhiyah 2/22) : "Jima' dengan sengaja, tidak ada ikhtilaf (perbedaan pendapat) padanya bahwa hal tersebut membatalkan puasa, adapaun jika jima' tersebut terjadi karena lupa, maka sebagian ahli ilmu menganggapnya sama dengan orang yang makan dan minum dengan tidak sengaja"

Ibnul Qayyim berkata (Zaadul Ma'ad 2/66) : "Al-Qur'an menunjukkan bahwa jima' membatalkan puasa seperti halnya makan dan minum, tidak ada perbedaan pendapat akan hal ini".

Dalilnya adalah firman Allah.
(yang artinya) : “Sekarang pergaulilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian" [Al-Baqarah : 187]
Diizinkannya bergaul (dengan istri) di malam hari, (maka bisa) difahami dari sini bahwa puasa itu dari makan, minum dan jima'. Barangsiapa yang merusak puasanya dengan jima' harus mengqadha' dan membayar kafarat, dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu (dia berkata) :

"Pernah datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian ia berkata, 'Ya Rasulullah binasalah aku!' Rasulullah bertanya, 'Apa yang membuatmu binasa?' Orang itu menjawab, 'Aku menjima’i istriku di bulan Ramadhan' (di siang hari, red). Rasulullah bersabda, 'Apakah kamu mampu memerdekakan seorang budak?' Orang itu menjawb, 'Tidak'. Rasulullah bersabda, 'Apakah engkau mampu memberi makan enam puluh orang miskin?' Orang itu menjawab, 'Tidak' Rasulullah bersabda, 'Duduklah'. Diapun duduk. Kemudian ada yang mengirim satu wadah korma kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda, 'Bersedekahlah', Orang itu berkata, 'Tidak ada di antara dua kampung ini keluarga yang lebih miskin dari kami'. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun tertawa hingga terlihat gigi serinya, lalu beliau bersabda, ‘Ambillah, berilah makan keluargamu" [2]

Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/
Penulis: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid
Baca Selengkapnya... - Perkara perusak pahala puasa Ramadhan

Mengenal Batu Ginjal

Ginjal dalam tubuh berfungsi sebagai filter untuk membersihkan darah/cairan lainnya. Fungsi ini bertujuan agar bahan-bahan kimia yang terkandung dalam darah atau cairan tubuh lainnya tidak terbawa kembali oleh darah dan beredar ke seluruh tubuh. Sebagian kotoran hasil penyaringan ini nantinya akan dikeluarkan melalui ginjal bersama air seni. Namun sebagian lagi mungkin tertinggal dan mengendap menjadi batu ginjal. Apabila endapan ini tidak dikeluarkan, akan menetap di ginjal atau berpindah ke kandung kemih.

Gejala penyakit batu ginjal ini di antaranya pinggang terasa nyeri dan pegal-pegal. Kadang-kadang, penyakit ini tidak menimbulkan keluhan. Rasa sakit akan muncul bila batu merusak jaringan atau terbawa ke saluran kemih hingga menyumbatnya.

Bentuk dan ukuran batu ginjal sendiri bervariasi. Bila batu ini agak besar dan menyumbat, sumbatan tersebut dapat menahan air seni. Jika tidak segera diobati dapat menyebabkan pembengkakan pada ginjal yang akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Bila sampai parah, penderita bisa mengalami muntah-muntah.

Pencegahan Dini

Penyakit batu ginjal dapat dicegah sedini mungkin, yaitu dengan menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang. Allah telah memberi rizqi dengan berbagai sumber makanan yang dapat kita ambil manfaatnya bagi tubuh, baik itu berasal dari hewan maupun tumbuhan serta air.

Sebagian orang ada yang hanya mengkonsumsi makanan dari hewan dan sejumlah protein dari tumbuhan. Sementara yang lain, ada yang menjadi vegetarian (hanya makan dari tumbuhan saja).

Pola makan seperti itu harus ditinggalkan. Sumber makanan yang berasal dari hewan maupun tumbuhan sama-sama penting bagi tubuh. Untuk itu, kita harus menyeimbangkan pola makan. Tidak asal halal, tapi juga perlu memperhatikan kethoyyibannya (manfaatnya) bagi tubuh.

Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, beberapa petunjuk di bawah ini bisa dilakukan:

  1. Minum air putih yang cukup, kurang lebih 8 gelas tiap hari. Tujuannya agar menghasilkan air seni yang cukup untuk membilas zat-zat kimia yang mungkin akan mengendap di batu ginjal.
  2. Jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium (susu, telor, daging, jeroan) dan mengurangi makanan yang terlalu tinggi mengandung asam urat (kangkung, bayam, kembang kol, dan olahan melinjo).
  3. Seringlah mengkonsumsi buah semangka, sebab buah ini banyak manfaatnya bagi tubuh terutama ginjal. Buah ini sering disebut sebagai pencuci darah alami.
  4. Perhatikan kesehatan gigi, karena gigi yang berlubang atau terkena infeksi bisa berpengaruh pada ginjal.
  5. Jangan memanaskan olahan sayur bayam, sebab ini termasuk salah satu pembentuk batu ginjal.
  6. Jika memungkinkan, konsumsilah air mineral.Bila Allah mentakdirkan kita mengidap penyakit ini, segeralah berobat ke dokter agar tidak menjadi parah dan menimbulkan penyakit lain.

Bisa juga melakukan terapi dengan menggunakan obat alami yang sudah teruji secara klinis dan efektif mengobati batu ginjal, di antaranya:

  1. Minum campuran Habbatus Sauda’ (jinten hitam) dan madu yang dicampur dengan air hangat. Salah satu manfaat Habbatus Sauda’ adalah menghancurkan batu ginjal.
  2. Dapat juga minum ramuan daun-daunan seperti daun Keji Beling, Kumis Kucing, dan Tempuyung. Daun Keji Beling memiliki efek diuretic yang dapat memperlancar aliran kemih karena kandungan kaliumnya. Sementara Kumis Kucing dan Tempuyung dapat membantu menghancurkan batu ginjal sehingga mempermudah pengeluarannya dari dalam tubuh dan menghilangkan penyebab sakit kolik/pinggang.

Sumber : www.asysyariah.com


Baca Selengkapnya... - Mengenal Batu Ginjal

Kebiasaan Tidur Pagi Ternyata Berbahaya

Kita telah ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah dan di antara waktu yang kita diperintahkan untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya kita banyak melihat orang-orang melalaikan waktu yang mulia ini. Waktu yang seharusnya dipergunakan untuk bekerja, melakukan ketaatan dan beribadah, ternyata dipergunakaan untuk tidur dan bermalas-malasan.
Saudaraku, ingatlah bahwa orang-orang sholih terdahulu sangat membenci tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim ketika menjelaskan masalah banyak tidur yaitu bahwa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan.
Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :

[1] tidur ketika sangat butuh,
[2] tidur di awal malam –ini lebih manfaat daripada tidur di akhir malam-,
[3] tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan sore-. Apalagi di waktu pagi dan sore sangat sedikit sekali manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu ‘Ashar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.

Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)
BAHAYA TIDUR PAGI [1]
[Pertama] Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan As Sunnah.

[Kedua] Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush sholih (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.

[Ketiga] Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.

[Keempat] Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya.
Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, "Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya." (Miftah Daris Sa'adah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula.

[Kelima] Menghambat datangnya rizki.
Ibnul Qayyim berkata, "Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit sholat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat." (Zaadul Ma’ad, 4/378)

[Keenam] Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Ma’ad, 4/222)


****
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com

Baca Selengkapnya... - Kebiasaan Tidur Pagi Ternyata Berbahaya

Hati-hati dengan Pujian

Setiap manusia mengharapkan apa yang diinginkannya tercapai. Ada yang berharap lulus ujian sekolah, menjadi pejabat, memiliki handphone bagus atau pakaian serba mewah, dan berbagai harapan yang menjadikannya dihormati orang lain. Ada pula yang beribadah dan melakukan kedermawanan sosial dengan bergelimang sorotan media massa atau perhatian dari orang-orang disekitarnya.
Apakah semua itu perlu dan untuk siapa? Apakah karena Allah atau karena ingin pujian manusia?
Saudaraku, luangkanlah waktu sejenak saja untuk bertafakur. Koreksi kembali setiap aktivitas atau amal ibadah yang dilakukan. Apakah karena Allah atau untuk mencari pujian manusia semata. Karena tidak sedikit orang yang melakukan segala cara untuk memperoleh harta dan jabatan ataupun ketika beribadah, hanya untuk pujian makhluk. Padahal amal ibadah kita bisa hancur lebur seandainya kita merasa senang dengan pujian itu.
Hati-hatilah dengan pujian, sekiranya ada yang memuji maka kembalikanlah segera kepada Allah dan beristigfar. Insya Allah dengan demikian kita terhindar dari penyakit uzub (merasa diri lebih dari yang lain).
Pujian berlebihan juga bisa menjadikan amal tidak lagi karena Allah. Yang akhirnya menimbulkan riya’ (pamer atau ingin dilihat amalnya) dan sum’ah (ingin popularitas). Misalnya, seseorang shalat hanya ingin dipuji oleh temannya, bersedekah hanya karena ingin disebut sebagai orang yang dermawan, membaca al-Quran dengan suara yang lantang agar disanjung orang lain.
Riya’ jika mencampuri amal, akan membatalkan amalan itu. Selanjutnya menjadikan ia terhijab dari cahaya Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya, “…… Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengamalkan amal yang shalih dan jangan menyekutukan Rabbnya dengan seseorang dalam beribadah.” (QS al-Kahfi [18]: 110).
Cukuplah Allah tempat kita berharap, karena dialah yang menentukan segala-galanya. Tidak layak kita merasa bangga dengan amal yang diperbuat, karena segala amal itu mutlak karena kekuasaan Allah dan rahmatnya. Taubat dan syukur harus terus diperbanyak atas amal yang telah diperbuat agar terhindar dari sifat riya’.
Semoga kita termasuk orang yang berhati-hati dalam menerima pujian. Tidak mencari pujian dalam setiap amal ibadah yang dilakukan dan menjaga setiap aktivitas agar senantiasa bersih dari riya’ dan sum`ah. Wallahu a`lam bisshawab.

sumber : mynameisfatika

Baca Selengkapnya... - Hati-hati dengan Pujian

JAM PIKET ORGAN TUBUH

Secara ajaib organ-organ tubuh manusia bekerja pada waktu-waktunya sendiri, yaitu pada waktu pagi hari, siang hari atau malam hari. Alangkah baiknya kita memahami hal ini sehingga kita bisa mengubah kebiasaan buruk yang merugikan diri sendiri.

LAMBUNG

Jam 07.00 - 09.00
Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap tubuh.

LIMPA

Jam 09.00 - 11.00
Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani.

JANTUNG

Jam 11.00 - 13.00
Jam piket organ jantung kuat, harus istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah.

HATI

Jam 13.00 - 15.00
Jam piket organ hati lemah, bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.

PARU-PARU

Jam 15.00 - 17.00
Jam piket organ paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru

GINJAL

Jam 17.00 - 19.00 Jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.

LAMBUNG

Jam 19.00 - 21.00
Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan

LIMPA

Jam 21.00 - 23.00
Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.

JANTUNG

Jam 23.00 - 01.00
Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.

HATI

Jam 01.00 - 03.00
Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.

PARU-PARU

Jam 03.00 - 05.00
Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru, apabila terjadi batuk, bersin-bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat.

USUS BESAR

Jam 05.00 - 07.00
Jam piket organ usus besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur

Baca Selengkapnya... - JAM PIKET ORGAN TUBUH

Jangan Merasa Lebih Baik dari Yang Lain

Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan
berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin
bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan
mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan.
Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal.

Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.
Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan
pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau.

Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan. Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di
sisi lain pulau ini?"
"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini. "Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas
mendapatkan apa-apa."

"Kau salah!" suara itu membentak membahana.
"Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan,semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."

"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu.
"Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?"
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"

===============================
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain ? Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai seseorang/sesuatu hanya dari "yang
terlihat" saja.
===============================
Baca Selengkapnya... - Jangan Merasa Lebih Baik dari Yang Lain

Hal yang wajib dijauhi oleh orang yg shaum (puasa)

Ketahuilah wahai orang yang diberi taufik untuk mentaati Rabbnya Jalla Sya'nuhu, yang dinamakan orang puasa adalah orang yang mempuasakan seluruh anggota badannya dari dosa, mempuasakan lisannya dari perkataan dusta, kotor dan keji, mempuasakan lisannya dari perutnya dari makan dan minum dan mempuasakan kemaluannya dari jima'. Jika bicara, dia berbicara dengan perkataan yang tidak merusak puasanya, hingga jadilah perkataannya baik dan amalannya shalih.


Inilah puasa yang disyari'atkan Allah, bukan hanya tidak makan dan minum semata serta tidak menunaikan syahwat. Puasa adalah puasanya anggota badan dari dosa, puasanya perut dari makan dan minum. Sebagaimana halnya makan dan minum merusak puasa, demikian pula perbuatan dosa merusak pahalanya, merusak buah puasa hingga menjadikan dia seperti orang yang tidak berpuasa.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan seorang muslim yang puasa untuk berhias dengan akhlak yang mulia dan shalih, menjauhi perbuatan keji, hina dan kasar. Perkara-perkara yang jelek ini walaupun seorang muslim diperintahkan untuk menjauhinya setiap hari, namun larangannya lebih ditekankan lagi ketika sedang menunaikan puasa yang wajib.

Seorang muslim yang puasa wajib menjauhi amalan yang merusak puasanya ini, hingga bermanfaatlah puasanya dan tercapailah ketaqwaan yang Allah sebutkan (yang artinya) : “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" [Al-Baqarah : 183]
Karena puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari banyak melakukan perbuatan maksiat berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Puasa adalah perisai"[pelindung, red], telah kami jelaskan masalah ini dalam bab Keutamaan Puasa.

Inilah saudaraku se-Islam, amalan-amalan jelek yang harus kau ketahui agar engkau menjauhinya dan tidak terjatuh ke dalamnya, bagi Allah-lah untaian syair:

Aku mengenal kejelekan bukan untuk berbuat jelek tapi
untuk menjauhinya

Barangsiapa yang tidak tahu kebaikan dari kejelekkan akan
terjatuh padanya

1. Perkataan Palsu
Dari Abu Hurairah, Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/99]

2. Perbuatan Sia-sia dan Kotor
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : Aku sedang puasa, aku sedang puasa " [Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 1996, Al-Hakim 1/430-431, sanadnya SHAHIH]

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam dengan ancaman yang keras terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan tercela ini.

Bersabda As-Shadiqul Masduq yang tidak berkata kecuali wahyu yang diwahyukan Allah kepadanya (yang artinya) : “ Berapa banyak orang yang puasa, bagian (yang dipetik) dari puasanya hanyalah lapar dan haus (semata)" [Hadits Riwayat Ibnu Majah 1/539, Darimi 2/211, Ahmad 2/441,373, Baihaqi 4/270 dari jalan Said Al-Maqbari dari Abu Hurairah. Sanadnya SHAHIH]

Sebab terjadinya yang demikian adalah karena orang-orang yang melakukan hal tersebut tidak memahami hakekat puasa yang Allah perintahkan atasnya, sehingga Allah memberikan ketetapan atas perbuatan tersebut dengan tidak memberikan pahala kepadanya. [Lihat Al-Lu'lu wal Marjan fima Ittafaqa 'alaihi Asy-Syaikhani 707 dan Riyadhis Shalihin 1215]

Oleh sebab itu Ahlul Ilmi dari generasi pendahulu kita yang shaleh membedakan antara larangan dengan makna khusus dengan ibadah hingga membatalkannya dan membedakan antara larangan yang tidak khusus dengan ibadah hingga tidak membatalkannya. [Rujuklah : Jami'ul Ulum wal Hikam hal. 58 oleh Ibnu Rajab]

Judul Asli : Shifat shaum an Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, penulis Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Penerbit Al Maktabah Al islamiyyah cet. Ke 5 th 1416 H. Edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok (PMR), penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I Jumadal Akhir 1424 H.

sumber : http://www.salafy.or.id/
Penulis: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid


Baca Selengkapnya... - Hal yang wajib dijauhi oleh orang yg shaum (puasa)

RENUNGAN JENIS MAKANAN

Rupanya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita
tak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit
antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan
makanan dan lain2 penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini,
tolonglah ajarkan kepada yg lainnya. Ini pun adalah diet Rasullulah SAW kita juga.
Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena
pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet
Rasullullah ini, anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.

Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU CTH : Coctail

Cara makan :
Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah
Terlebih dahulu, baru makan nasi. Tidur 1 jam setelah makan siang.
Jangan sekali-kali makan malam, barang siapa yang makan malam
Dia akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda

Nampak memang sulit.. tapi, kalau tak percaya...
cobalah.................................
Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek.... Akan berpengaruh bila kita
sudah tua nanti.
Dalam kitab juga melarang kitamakan makanan darat bercampur dengan
makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama susu. karena akan cepat
mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam
daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika
dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi
biokimia yang akan dapat merusak usus kita. Al-Quran Juga mengajarkan kita
menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain:

Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari
terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan
lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan t i ak
gemuk.

Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap
pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit).
Waktu sembahyang subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang
kurangnya semenit setelah membaca doa). Kita akan terhindar dari sakit
kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian
kenapa dalam sehari perlu kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui
beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak
dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut.

Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan dan bila habis hendaklah
menjilat jari. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak
terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur.
(enzyme sejenis alat percerna makanan) Wassalam...
Sama-samalah kita mengamalkannya.......
WallahuA'lam.

Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi
kebaikan insya Allah... Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya.

Baca Selengkapnya... - RENUNGAN JENIS MAKANAN

Hukum Sholat Jamaah (Bagi laki-laki)

Banyak dari kita yang meremehkan shalat berjamaah. Oleh karenanya, melalui tulisan ini akan coba kami jelaskan mengenai hukum-hukum tentang wajibnya shalat berjama’ah, karena sebe-narnya masalah ini adalah masalah yang teramat penting.
Allah SWT banyak menyebut kata sha-lat dalam Al Qur’anul Karim. Ini menandakan begitu penting perkara ini. Allah SWT berfirman :
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.(Al Baqarah : 43)
Ayat mulia ini merupakan nash tentang kewajiban shalat berjamaah.
Dan dalam surat An- Nisa’ Allah berfirman yang artinya :
Dan apabila kamu berada ditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemu-dian apabila mereka (yang shalat besertamu) su-jud (telah menyempurnakan serekat), maka hen-daklah mereka dari belakangmu (untuk meng-hadapi musuh) dan hendaklah datang golongan kedua yang belum shalat, lalu bershalatlah me-reka denganmu , dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata… (An Nisa’ 102)
Pada ayat diatas Allah mewajibkan sha-lat berjamaah bagi kaum muslimin dalam kea-daan perang. Bagaimana bila dalam keadaan damai?!. Telah disebutkan diatas bahwa ..dan hendaklah datang segolongan kedua yang be-lum shalat, lalu bershalatlah bersamamu…. Ini adalah dalil bahwa shalat berjamaah adalah far-dhu ‘ain, bukan fardu kifayah, ataupun sunnah. Jika hukumnya fardhu kifayah, pastilah gugur kewajiban berjamaah bagi kelompok kedua karena penunaian kelompok pertama. Dan jika hukumnya adalah sunnah, pastilah alasan yang paling utama adalah karena takut.
Dan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
Seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai pe-nuntun yang akan menuntunku ke Masjid. Ma-ka dia minta keringanan untuk shalat dirumah, maka diberi keringanan. Lalu ia pergi, Beliau memanggilnya seraya berkata: Apakah kamu mendengar adzan ? Ya, jawabnya. Nabi berkata :Kalau begitu penuhilah (hadirilah)!
Didalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam tidak memberikan keringanan kepada Abdullah bin Ummi Maktum radhiyallahu ‘anhu untuk shalat dirumahnya (tidak berjamaah) kendati ada alasan, diantaranya:
- Keadaan beliau buta.
- Tidak adanya penuntun ke Masjid.
- Jauh rumahnya dari Masjid.
- Adanya pohon-pohon kurma dan lain-lain yang ada diantara rumah beliau dan Masjid.
- Adanya binatang buas di Madinah.
- Tua umurnya dan telah lemah tulang-tulang-nya.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meri-wayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam telah bersabda:
Aku berniat meme-rintahkan kaum muslimin untuk mendirikan sha-lat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berang-kat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka. (Al Bukhari-Muslim)
Hadits diatas telah menjelaskan bahwa tekad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam untuk membakar rumah-rumah disebabkan mereka tidak keluar untuk shalat berjamaah di masjid. Dan masih banyak lagi hadits yang menerangkan peringatan keras Rasulullah terhadap orang-orang yang tidak hadir ke masjid untuk berjamaah bukan semata-mata karena mereka meninggalkan shalat, bahkan mereka shalat di rumah-rumah mereka.
Ibnu Hajar berkata: Hadits ini telah menerangkan bahwa shalat berjamaah adalah fardhu ‘ain, karena kalau shalat berjamaah itu hanya sunnah saja, Rasulullah tidak akan berbuat keras terhadap orang-orang yang meninggalkannya, dan kalau fardhu kifayah pastilah telah cukup dengan pekerjaan beliau dan yang bersama beliau.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: Engkau telah melihat kami, tidak seseorang yang meninggalkan shalat berjamaah, kecuali ia seorang munafik yang diketahui nifaknya atau seseorang yang sakit, bahkan seorang yang sakitpun berjalan (dengan dipapah) antara dua orang untuk mendatangi shalat (shalat berjamaah di masjid). Beliau menegaskan : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam mengajarkan kita jalan-jalan hidayah, dan salah satu jalan hidayah itu adalah shalat di masjid (shalat yang dikerjakan di masjid). (Shahih Muslim)
Ibnu Mas’ud juga mengatakan : Barang siapa mau bertemu dengan Allah SWT di hari akhir nanti dalam keadaan muslim, maka hendaklah memelihara semua shalat yang diserukan-Nya. Allah SWT telah menetapkan jalan-jalan hidayah kepada para Nabi dan shalat ter-masuk salah satu jalan hidayah. Jika kalian sha-lat dirumah maka kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan kalian akan sesat. Setiap Lelaki yang bersuci dengan baik, kemudian menuju masjid, maka Allah SWT menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat dikalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat (berjamaah), kecuali orang munafik yang sudah nyata nifaknya. Pernah ada seorang lelaki hadir dengan dituntun antara dua orang untuk didirikan shaf.
Ibnu Mas’ud, Abdullah bin Abbas dan Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhum berkata : Barangsiapa yang mendengar adzan kemudian dia tidak mendatanginya tanpa udzur, maka tidak ada shalat baginya.
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata : Tidak ada tetangga masjid kecuali shalat di masjid. Ketika ditanyakan kepada beliau : Siapa tetangga masjid ? Beliau menjawab : Siapa saja yang mendengar panggilan adzan. Kemudian kata beliau : Barangsiapa mendengar panggilan adzan dan dia tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya, kecuali dia mempunyai udzur.
Meningggalkan shalat berjamaah merupakan salah satu penyebab untuk meninggalkan shalat sama sekali. Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan shalat adalah kekufuran, dan keluar dari islam. Ini berdasar pada sabda Nabi : Batas antara seseorang dengan kekufuran dan syirik adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim). Janji yang membatasi antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia kafir.
Setiap muslim wajib memelihara shalat pada waktunya, mengerjakan shalat sesuai dengan yang disyariatkan Allah, dan mengerjakan secara berjamaah di rumah-rumah Allah. Setiap muslim wajib taat kepada Allah dan rasul-Nya, serta takut akan murka dan siksanya.
Tidak bisa dipungkiri shalat berjamaah mempunyai beberapa hikmah serta kemaslahatan. Hikmah yang tampak adalah :
- Akan timbul diantara sesama muslim akan sa-ling mengenal dan saling membantu dalam kebaikan, ketaqwaan, dan saling berwasiat de-ngan kebenaran dan kesabaran.
- Saling memberi dorongan kepada orang lain yang meninggalkannya, dan memberi penga-jaran kepada yang tidak tahu.
- Menumbuhkan rasa tidak-suka/membenci kemunafikan.
- Memperlihatkan syiar-syiar Allah ditengah-tengah hamba-Nya.
- Sarana dakwah lewat kata-kata dan perbuatan.
Hadits mengenai wajibnya shalat berja-maah dan kewajiban melaksanakannya di rumah Allah sangat banyak Oleh karena itu setiap muslim wajib memperhatikan, dan bersegera melaksanakannya. Juga wajib memberitahukan hal ini kepada anak-anaknya, keluarga, tetangga, dan seluruh teman-teman seaqidah agar mereka melaksanakan perintah Allah SWT dan rasul-Nya dan agar mereka takut terhadap larangan Allah dan rasul-Nya dan agar mereka menjauhkan diri dari sifat-sifat orang munafik yang tercela, dianta-ranya malas mengerjakan shalat

Baca Selengkapnya... - Hukum Sholat Jamaah (Bagi laki-laki)

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Segala puji bagi Allah Tuhan segenap alam, shalawat dan salam atas nabi dan rasul termulia, Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam serta seluruh shahabatnya.

Termasuk karunia Allah dan pertolonganNya adalah menjadikan muslim kebaikan bagi hambaNya yang shalih dan memperpanjang umur mereka untuk menyongsong kebahagiaan dan kesejahteraan di hari kemudian. Waktu-waktu yang agung dan termulia itu diantaranya adalah sepuluh hari (awal) bulan Dzulhijjah. Dalil-dalilnya adalah:

1. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala :
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh." (Al-Fajar: 1-2) Ibnu Katsir Rahimahullah menerangkan, bahwa yang di maksud ada-lah 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah.

2. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala :
"Pada hari-hari yang telah ditentukan." (Al-Hajj: 28)
Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu berkata yaitu: hari-hari sepuluh (Dzulhijjah).

3. Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiada amal ibadah di hari apapun yang lebih utama dari 10 hari ini" mereka bertanya, "tidak pula jihad? Rasulullah bersabda: "Tidak pula jihad, kecuali seseorang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR. Al-Bukhari)

4. Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintaiNya untuk beramal di dalamnya dari pada 10 hari (Dzulhijjah) ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada saat ini." (HR. At-Thabrani)

Ibadah Yang Dianjurkan Pada Hari-Hari Tersebut

1. Shalat; Disunnahkan berangkat lebih awal menuju (jamaah) shalat fardhu. Memperbanyak shalat sunnah, karena hal itu merupakan sarana pendekatan yang paling utama.

Sahabat Tsauban Radhiallaahu 'anhu berkata: saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda "Hendaklah kalian memperbanyak sujud kepada Allah. Kerena sesungguhnya tidaklah kalian sujud sekali saja, kecuali Allah akan mengangkat kalian semua kepadaNya dengan sujud itu satu derajat dan menggugurkan dengannya dari kalian satu dosa" (HR. Muslim) dan ini umumnya bagi setiap waktu.

2. Puasa: Diriwayatkan dari sahabat Hunaidhan bin Khalid dari istrinya dari sebagian istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata: "Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada 9 Dzulhijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan" (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasa'i)
Imam An-Nawawi berkata tentang puasa di hari-hari sepuluh (awal) Dzulhijjah: "Sesungguhnya ia amat dianjurkan"

3. Takbir, tahlil dan tahmid; sebagaimana telah di nukil dari hadits Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu di atas: "Maka perba-nyaklah tahlil, takbir dan tahmid"

Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata: "Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu dan Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu keluar ke pasar sambil mengumandang-kan takbir dan orang-orang membaca takbir karena takbir beliau berdua." Al-Bukhari juga mengatakan, "Umar Radhiallaahu 'anhu bertakbir di kubah beliau di Mina sehingga jamaah masjid bertakbir mengumandang-kannya dan bertakbir semua, penghuni pasar-pasar bertakbir sehingga Mina merata dengan gema takbir".
Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu juga bertakbir di Mina di hari-hari itu, usai shalat fardhu, di atas kudanya, dalam tenda, di waktu duduk dan berjalannya, di hari itu seluruhnya disunnahkan mengeraskan takbir karena Umar, putranya dan Abi Hurairah melakukan demikian.

4. Puasa pada hari Arafah; bagi selain yang melaksanakan ibadah haji sangat dianjurkan berpuasa hari Arafah karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang puasa Arafah ini, "Yaitu menjadi jaminan Allah untuk menghapus (dosa-dosa hamba) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya" (HR. Muslim)

5. Keutamaan Hari Qurban.
Banyak kaum muslimin yang lupa akan keagungan hari ini padahal para ulama berpendapat bahwa hari ini adalah hari yang paling utama dalam satu tahun secara mutlak bahkan melebihi hari Arafah.

Ibnu Qoyim berkata: " Sebaik-baik hari disisi Allah adalah hari Raya Qurban, yaitu hari raya Haji yang agung". Sebagaimana dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Sesungguhnya seagung-agung hari di sisi Allah adalah hari raya Qurban, kemudian hari menetap" (hari menetap yaitu hari menetap di Mina, yaitu tanggal sebelas). Demikian pula hari Arafah, yang juga sama-sama mulia dan agung.

Dengan Apa Menyambut Saat-Saat Kebajikan

Seyogyanya seluruh kaum Muslimin menyambut musim-musim kabajikan ini dengan bertaubat yang benar dan bersungguh-sungguh setulus hati meninggalkan dosa dan kemaksiatan, karena dosa menjadi sebab terhalanginya manusia dari fadhilah Tuhan dan menjadikan hatinya tertutup dari perlindunganNya.

Seyogyanya pula menyongsong dengan tekad dan kemauan yang kuat dan benar untuk merebut amalan-amalan yang diridhai Allah Subhaanahu wa Ta'ala sebab orang yang bersungguh-sungguh menu-ju Allah, maka Allah pasti bersungguh-sungguh kepadanya.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala , artinya: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (Al-Ankabut: 69)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang, luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa" (Al-Imran:133)

Maka marilah senantiasa berse-mangat merebut kesempatan yang akan segera lewat, sebelum benar-benar terlewatkan hingga kita menyesal padahal penyesalan begini tidak berguna. Dan masuklah dalam golongan orang-orang yang dipuji Allah dalam firman-Nya, artinya: "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.". (Al-Anbiya: 90)

HUKUM HARI RAYA QURBAN

Hari raya ini adalah keistimewaan khusus buat umat kita, perayaan agama yang meriah, termasuk syiar dienul Islam, maka marilah kita berpartisipasi dan mengagungkannya. Allah berfirman, artinya: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati". (QS: Al-Hajj: 32)

Adab-adab dan hukum Idul Adha:

1. Takbir, disyariatkan bertakbir mulai Shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai pada waktu Ashar di akhir hari Tasyriq (tanggal 13 Dzulhijjah).
Disunnahkan bagi kaum pria meninggikan suaranya di masjid-masjid pasar, rumah, juga setiap usai shalat wajib sebagai bukti mengagungkan Allah dan menampakkan ibadah dan syukur kepadaNya.

2. Menyembelih Qur'ban; Dilaksanakan setelah shalat hari raya, karena Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hendaklah mengulangi berikutnya dan siapa belum menyembelih hendaklah menyembelih." (HR. Al-Bukhari).

Waktu menyembelih adalah 4 hari, yaitu hari Idul Adha dan 3 hari Tasyrik (tanggal: 11, 12 dan 13) sebagaimana sabda Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Seluruh hari Tasyrik adalah hari-hari menyembelih" (Silsilah hadits shahih No. 2476)

3. Mandi dan menggunakan minyak wangi bagi kaum lelaki; Berpakaian yang paling bagus tanpa berlebihan maupun terlalu panjang, tidak mencukur jenggot, karena hukumnya haram. Sedangkan bagi kaum perempuan disyariatkan keluar ke tempat shalat tanpa pakaian mewah dan tanpa minyak wangi. Jangan sampai dalam shalat yang tujuannya berbuat ketaatan kepada Allah, mereka malah memakai pakaian yang menentangNya, seperti pakaian mewah, membuka aurat dan wewangian di depan lelaki.

4. Makan daging Qurban: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak makan sampai kembali dari shalat kemudian makan dari daging Qurban".

5. Pergi ke tempat shalat Ied dengan berjalan kaki selagi tidak menyusahkan. Menurut sunnah, shalat hari Raya adalah dilaksanakan di tanah lapang kecuali ada halangan, seperti hujan maka dilaksanakan di dalam masjid seperti yang dilakukan Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam .

6. Shalat bersama kaum muslimin, lalu mendengarkan khutbah. Berdasar-kan firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala , yang artinya: "Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah" (QS. 108:2)
Shalat Ied tidak boleh ditinggal kecuali karena udzur menurut syariat, kaum wanita diperintahkan mendatangi juga, termasuk wanita yang sedang haidh, juga orang tua, namun posisi wanita yang haidh menjauh dari tempat shalat.

7. Melewati jalan yang berbeda: Di sunnahkan bagi Anda berangkat ke mushalla (tempat shalat di lapangan) hari raya ini melewati satu jalan dan pulang lewat jalan yang lain, karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam melaksanakan demikian.

8. Mengucapkan selamat berhari raya di bolehkan seperti ucapan semoga Allah menerima amal ibadah kami dan Anda sekalian.

Berhati-hatilah saudara dari kesalahan sebagian manusia, di antaranya:

1. Takbir dengan berjamaah: dengan suara satu atau mengulang-ulang setelah takbir seseorang.

2. Perbuatan sia-sia yang diharam-kan, seperti mendengarkan nyanyian, menonton film-film, berkencan maupun pertemuan lelaki dan perempuan selain mahram, dan kemaksiatan lainnya.

3. Memotong rambut dan kuku bagi yang akan berkorban sampai setelah menyembelih, karena dilarang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam .

4. Berpesta pora; berboros-borosan atau mubadzir tanpa ada keperluan dan kebaikan.

Disarikan dari Nasrah Darul Qasim, Fadhlu 'Arsy Dzilhijjah. (Waznin Mahfudh)
Baca Selengkapnya... - Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

HARUSKAH HATI MENCIPTAKAN JARAK...??

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika
seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat
atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab,
"Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu
berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di
sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara
halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut
pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru
lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak
antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu
dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus
berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula
mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara
keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak
lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang
saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka
berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa
demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka
nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.
"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya
sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah
cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan,
janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak
mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat
seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang
bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

Baca Selengkapnya... - HARUSKAH HATI MENCIPTAKAN JARAK...??

Amal Yang Hilang Ketika Kita Asyik Menonton Televisi

TV atau televisi adalah satu benda yang telah menjadikan kita benar2 ‘terpenjara’. Kenapa demikian? Karena dia memaku kita di tempat sebagai penonton.
Kenapa kita rela ‘diatur’ televisi sebagai penonton? Kita ‘dipaksa’nya duduk terfokus padanya, kita ‘diatur’ nya supaya berada di depannya setiap waktu-waktu tertentu, emosi dan akal kita juga ‘diatur’nya agar sesuai dengan maunya televisi. Televisi juga membentuk cara berpikir kita sesuai dengan kemauannya, ini dilakukannya secara bertahap, tanpa disadari dan susah dibuktikan. Seorang anak bisa jadi cepat akrab dengan teman barunya karena memiliki ‘bahasa’ yang sama yang diajarkan televisi. Demikian kuat pengaruh televisi, sayangnya kebanyakan digunakan tidak untuk mendidik secara baik dan benar.
Stop jadi penonton televisi yang buruk, mulailah menjadikan diri Anda sebagai orang yang ditonton, bukan oleh penonton televisi tapi oleh makhluk lain. Bersiaplah Anda menerima honor yang luar biasa besarnya. Siapa yang dapat memberi honor sebanyak itu? Siapa lagi kalau bukan Allah azza wa jalla yang khasanah-Nya maha luas. Kalau saja seluruh orang di bumi jadi pelakon utama dan Allah (swt) membayar semuanya dengan bayaran yang paling tinggi, niscaya tidak akan berkurang milik-Nya kecuali hanya seperti satu tetes air di ujung jarum dibanding melimpahnya air samudra.
Maka ketahuilah, bahwa mengalihkan mata Anda dari televisi untuk satu kali saja pandangan sayang yang diarahkan kepada orangtua kita yang sudah lanjut usia, Allah (swt) akan mengganjari kita dengan bayaran yang nilainya setara dengan haji dan umrah yang mabrur. Kita dapat melakukan hal itu ber-kali2, bahkan kita dapat melakukannya dalam hari yang sama. Padahal untuk setiap haji yang mabrur ada jaminan hidup mulia di dunia dan di akhirat.
Mengalihkan waktu menonton televisi Anda menjadi suatu kunjungan kepada handai tolan akan dibayar dengan rejeki, keberkahan dan panjang umur. Belum lagi bonus2 yang berlipat ganda bagi setiap zakat, sedekah, infak atau hadiah yang kita berikan kepada mereka. Juga ganjaran dari Allah (swt) bagi setiap langkah kaki dan ayunan tangan, serta dari setiap kata2 yang baik yang terucap dan dari setiap titik peluh yang menguap ataupun yang menetes.
Apalagi ketika Anda mengganti waktu menonton televisi Anda dengan perjalanan amar makruf nahi munkar. Ingatlah, saat kita terlelap ketika di jalan Allah, tidak akan dapat ditandingi oleh orang yang tinggal (di kampungnya) yang berterusan melakukan puasa pada siang hari dan tahajud pada malam harinya kecuali dengan cara keluar di jalan yang sama. Padahal untuk setiap satu puasa dan setiap satu rakaat shalat ada ganjaran yang nilainya sangat yang besar di sisi Allah (swt).
Sungguh, kalau saja kita mau jadi pelaku utama dari drama kehidupan ini, niscaya bukan saja makhluk2 yang ada di sekitar kita yang menyaksikan setiap perbuatan kita, akan tetapi juga mereka yang ada di belahan bumi lain dan mereka yang tinggal di belahan alam lain. Bukan itu saja, orang2 yang kita tonton pada masa yang lalu akan menjadi penonton2 kita kelak.
Oh… ternyata kita baru tahu bahwa kita benar2 tidak memerlukan televisi, sebagaimana TV yang kita kenal saat ini. Sungguh, kalau sudah begini keadaannya, maka nyata benar bahwa tidak ada waktu untuk duduk di depan televisi, tidak juga menonton tayangan2-nya. Kita, ummat Rasulullah (saw), adalah pelaku utama, bukan penonton dan bukan pula objek bagi iklan2 murahan. Subhanallah.
(Sumber tulisan oleh : Subhan ibn Abdullah, 2005. Mohon maaf bila kami mengedit beberapa kata, semoga Allah mengkaruniakan pahala yang berlipat dengan perubahan ini.)
Entri ini dituliskan pada April 20, 2009 pada 2:51 am dan disimpan dalam Adab dan Hak-Hak Secara umum, Renungan, Tafakur. yang berkaitan: islam. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

sumber : Al-arif.id

Baca Selengkapnya... - Amal Yang Hilang Ketika Kita Asyik Menonton Televisi

Hukum puasa Sunnah 6 hari di bulan Syawal

Dalil-dalil tentang Puasa Syawal

Dari Abu Ayyub radhiyallahu anhu:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup'." [Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]

Hukum Puasa Syawal

Hukumnya adalah sunnah: "Ini adalah hadits shahih yang menunjukkan bahwa berpuasa 6 hari pada Syawal adalah sunnah. Asy-Syafi'i, Ahmad dan banyak ulama terkemuka mengikutinya. Tidaklah benar untuk menolak hadits ini dengan alasan-alasan yang dikemukakan beberapa ulama dalam memakruhkan puasa ini, seperti; khawatir orang yang tidak tahu menganggap ini bagian dari Ramadhan, atau khawatir manusia akan menganggap ini wajib, atau karena dia tidak mendengar bahwa ulama salaf biasa berpuasa dalam Syawal, karena semua ini adalah perkiraan-perkiraan, yang tidak bisa digunakan untuk menolak Sunnah yang shahih. Jika sesuatu telah diketahui, maka menjadi bukti bagi yang tidak mengetahui."
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/389]
Hal-hal yang berkaitan dengannya adalah:
1. Tidak harus dilaksanakan berurutan.
"Hari-hari ini (berpuasa syawal-) tidak harus dilakukan langsung setelah ramadhan. Boleh melakukannya satu hari atau lebih setelah 'Id, dan mereka boleh menjalankannya secara berurutan atau terpisah selama bulan Syawal, apapun yang lebih mudah bagi seseorang. ... dan ini (hukumnya-) tidaklah wajib, melainkan sunnah."
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/391]

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
"Shahabat-shahabat kami berkata: adalah mustahab untuk berpuasa 6 hari Syawal. Dari hadits ini mereka berkata: Sunnah mustahabah melakukannya secara berurutan pada awal-awal Syawal, tapi jika seseorang memisahkannya atau menunda pelaksanaannya hingga akhir Syawal, ini juga diperbolehkan, karena dia masih berada pada makna umum dari hadits tersebut. Kami tidak berbeda pendapat mengenai masalah ini dan inilah juga pendapat Ahmad dan Abu Dawud." [Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab]

Bagaimanapun juga bersegera adalah lebih baik: Berkata Musa: 'Itulah mereka telah menyusul aku. Dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Rabbi, supaya Engkau ridho kepadaku. [QS Thoha: 84]
2. Tidak boleh dilakukan jika masih tertinggal dalam Ramadhan

"Jika seseorang tertinggal beberapa hari dalam Ramadhan, dia harus berpuasa terlebih dahulu, lalu baru boleh melanjutkannya dengan 6 hari puasa Syawal, karena dia tidak bisa melanjutkan puasa Ramadhan dengan 6 hari puasa Syawal, kecuali dia telah menyempurnakan Ramadhan-nya terlebih dahulu."

[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/392]

Tanya : Bagaimana kedudukan orang yang berpuasa enam hari di bulan syawal padahal punya qadla(mengganti) Ramadhan ?

Jawab : Dasar puasa enam hari syawal adalah hadits berikut

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan enam hari Syawal maka ia laksana mengerjakan puasa satu tahun."

Jika seseorang punya kewajiban qadla puasa lalu berpuasa enam hari padahal ia punya kewajiban qadla enam hari maka puasa syawalnya tak berpahala kecuali telah mengqadla ramadlannya (Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin)


Hukum mengqadha enam hari puasa Syawal

Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ditanya : Seorang wanita sudah terbiasa menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal setiap tahun, pada suatu tahun ia mengalami nifas karena melahirkan pada permulaan Ramadhan dan belum mendapat kesucian dari nifasnya itu kecuali setelah habisnya bulan Ramadhan, setelah mendapat kesucian ia mengqadha puasa Ramadhan. Apakah diharuskan baginya untuk mengqadha puasa Syawal yang enam hari itu setelah mengqadha puasa Ramadhan walau puasa Syawal itu dikerjakan bukan pada bulan Syawal ? Ataukah puasa Syawal itu tidak harus diqadha kecuali mengqadha puasa Ramadhan saja dan apakah puasa enam hari Syawal diharuskan terus menerus atau tidak ?

Jawaban
Puasa enam hari di bulan Syawal, sunat hukumnya dan bukan wajib berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan kemudian disusul dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka puasanya itu bagaikan puasa sepanjang tahun" [Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya]

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa enam hari itu boleh dilakukan secara berurutan ataupun tidak berurutan, karena ungkapan hadits itu bersifat mutlak, akan tetapi bersegera melaksanakan puasa enam hari itu adalah lebih utama berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya) : "..Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Rabbku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)" [Thaha : 84]

Juga berdasarakan dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah yang menunjukkan kutamaan bersegera dan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa Syawal secara terus menerus akan tetapi hal itu adalah lebih utama berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) : "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus dikerjakan walaupun sedikit"

Tidak disyari'atkan untuk mengqadha puasa Syawal setelah habis bulan Syawal, karena puasa tersebut adalah puasa sunnat, baik puasa itu terlewat dengan atau tanpa udzur.

Mengqadha enam hari puasa Ramadhan di bulan Syawal, apakah mendapat pahala puasa Syawal enam hari

Pertanyaan
Syaikh Abduillah bin Jibrin ditanya : Jika seorang wanita berpuasa enam hari di bulan Syawal untuk mengqadha puasa Ramadhan, apakah ia mendapat pahala puasa enam hari Syawal ?

Jawaban
Disebutkan dalam riwayat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda (yang artinya) : "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari bulan Syawal maka seakan-akan ia berpuasa setahun"
Hadits ini menunjukkan bahwa diwajibkannya menyempurnakan puasa Ramadhan yang merupakan puasa wajib kemudian ditambah dengan puasa enam hari di bulan Syawal yang merupakan puasa sunnah untuk mendapatkan pahala puasa setahun. Dalam hadits lain disebutkan (yang artinya) : "Puasa Ramadhan sama dengan sepuluh bulan dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan dua bulan"

Yang berarti bahwa satu kebaikan mendapat sepuluh kebaikan, maka berdasarkan hadits ini barangsiapa yang tidak menyempurnakan puasa Ramadhan dikarenakan sakit, atau karena perjalanan atau karena haidh, atau karena nifas maka hendaknya ia menyempurnakan puasa Ramadhan itu dengan mendahulukan qadhanya dari pada puasa sunnat, termasuk puasa enam hari Syawal atau puasa sunat lainnya. Jika telah menyempurnakan qadha puasa Ramadhan, baru disyariatkan untuk melaksanakan puasa enam hari Syawal agar bisa mendapatkan pahala atau kebaikan yang dimaksud. Dengan demikian puasa qadha yang ia lakukan itu tidak bersetatus sebagai puasa sunnat Syawal.
Apakah suami berhak untuk melarang istrinya berpuasa Syawal

Pertanyaan
Syaikh Abdullah bin Jibrin ditanya : Apakah saya berhak untuk melarang istri saya jika ia hendak melakukan puasa sunat seperti puasa enam hari Syawal ? Dan apakah perbuatan saya itu berdosa ?

Jawaban
Ada nash yang melarang seorang wanita untuk berpuasa sunat saat suaminya hadir di sisinya (tidak berpergian/safar) kecuali dengan izin suaminya, hal ini untuk tidak menghalangi kebutuhan biologisnya. Dan seandainya wanita itu berpuasa tanpa seizin suaminya maka boleh bagi suaminya untuk membatalkan puasa istrinya itu jika suaminyta ingin mencampurinya. Jika suaminya itu tidak membutuhkan hajat biologis kepada istrinya, maka makruh hukumnya bagi sang suami untuk melarang istrinya berpuasa jika puasa itu tidak membahayakan diri istrinya atau menyulitkan istrinya dalam mengasuh atau menyusui anaknya, baik itu berupa puasa Syawal yang enam hari itu ataupun puasa-puasa sunnat lainnya.

Hukum puasa sunnah bagi wanita bersuami

Pertanyaan
Syaikh Shalih Al-Fauzan ditanya : Bagaimanakah hukum puasa sunat bagi wanita yang telah bersuami ?

Jawaban
Tidak boleh bagi wanita untuk berpuasa sunat jika suaminya hadir (tidak musafir) kecuali dengan seizinnya, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : "Tidak halal bagi seorang wanita untuk berpuasa saat suminya bersamanya kecuali dengan seizinnya" dalam riwayat lain disebutkan : "kecuali puasa Ramadhan"
Adapun jika sang suami memperkenankannya untuk berpuasa sunat, atau suaminya sedang tidak hadir (bepergian), atau wanita itu tidak bersuami, maka dibolehkan baginya menjalankan puasa sunat, terutama pada hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa sunat yaitu : Puasa hari Senin dan Kamis, puasa tiga hari dalam setiap bulan, puasa enam hari di bulan Syawal, puasa pada sepuluh hari di bulan Dzulhijjah dan di hari 'Arafah, puasa 'Asyura serta puasa sehari sebelum atau setelahnya.

(Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Amin bin Yahya Al-Wazan)

Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/

Baca Selengkapnya... - Hukum puasa Sunnah 6 hari di bulan Syawal